As i promised u, this is it... un-birthday-thingy post :P
So guys, starting from this year, I'm trying to do Book Review and share it in to my blog. Aku sih ga
netepin target harus ada berapa buku, but
at least minimal ada satu buku untuk 1 bulannya. Lebih sih alhamdulillah :D
Oh iya, it's gonna be a very long post, and i won't split it into some parts, so do please prepare your stamina, hehe dan tolong jangan anggap aku sebagai spoiler ya, hiks. Kayak film gitu kan, kalo ada yang mau cerita tentang
isi film itu pasti langsung dihujat habis-habisan dan dianggap spoiler tak berperikemanusiaan dan
berperikeadilan *lebay
So, for those who feel
annoyed about the content, please don’t continue reading this post ya, I’m
warning u already ;P
Nah buku yang akan aku review
kali ini adalah sebuah novel fiksi karya Khaled Hosseini. Dia ini adalah salah
satu penulis favorit aku. Karyanya sejauh ini baru 3. Can’t wait to have him write another gorgeous books! Novel-novelnya
yaitu The Kite Runner (ini novel asli keren banget, World Best Seller, u should give it a shot really), A Thousand
Splendid Suns (yang ini juga Best Seller
tapi aku belom sampe habis bacanya T_T) dan yang terakhir adalah And The
Mountains Echoed.
Novelnya yang akan aku review
yaitu karya ketiganya ini, baru aku beli akhir Desember 2013. Sebenernya
terbitnya uda lama, cetakan pertamanya bulan Juli 2013.
Cover yang dijual di Indonesia |
Novel Khaled yang berjudul And The Mountains Echoed ini
berlatar sama seperti dua novel sebelumnya, yakni kehidupan di Afghanistan.
Melalui bahasa tulisannya, aku merasa seperti dibawa ke masa lalu dimana aku
bener-bener bisa ngerasain kehidupan Afghanistan dulu kayak gimana. Well, ini
bukan novel agama kok, semua penganut agama manapun bisa baca novel ini tenang
aja :) Isinya lebih menitikberatkan pada kehidupan sosialnya, interaksi antarmanusia,
budaya negara dan berbagai aspek kehidupan yang sangat humanis.
Dari awal, Khaled mengajak kita untuk melihat kehidupan
sebuah keluarga Afgan yang terdiri dari Baba Saboor (sang ayah), Parwana (ibu
tiri Abdullah-Pari), Abdullah (tokoh utama), Pari (adik tokoh utama). Di luar
tokoh tersebut merupakan tokoh tambahan yang juga sangat kuat karakternya dalam
menunjang alur dalam novel ini.
Selanjutnya, kita dimanjakan dengan keindahan hubungan kakak
beradik Abdullah dan Pari yang saling menyayangi. Sebuah lukisan nyata dimana
seorang kakak yang sangat mencintai adiknya bahkan lebih besar dari cinta yang dapat sang ayah
tunjukkan pada mereka. Cinta Abdullah kepada Pari yang bisa membuat hati ini
terenyuh. Cinta seorang kakak kepada adik perempuannya yang akhirnya harus
berpisah karena keadaan ekonomi. Jujur, pas baca halaman dimana mereka pisah itu aku nangis lho T_T
Khaled juga mengisahkan tentang kehidupan Parwana dan
Masooma (saudara kembarnya) yang mencintai pria yang sama yaitu Saboor. Tumbuh
dengan tingkat kecantikan dan kepopuleran yang berbeda, mengakibatkan
penerimaan keduanya di dalam masyarakat juga berbeda. Di dalam buku ini dikisahkan bagaimana saudara kembar itu saling medukung sampai kemudian salah satunya harus berkorban demi yang lain.
Halaman-halaman selanjutnya bertutur tentang Suleiman Wahdati
dan Nila (istrinya), Nabi (sang sopir) dan kehidupan Pari setelah berpisah
dengan Abdullah. Pernikahan Suleiman dan
Nila ditentang oleh keluarga besar Suleiman karena saat itu Nila dikenal
sebagai wanita tak bermoral dan bermartabat karena sering bergonta ganti
pasangan tidur. Bukan… bukan pelacur, hanya saja itu sudah jadi hari-hari yang
biasa dilalui Nila. Nila sendiri adalah seorang anak dari pejabat yang tersohor
di Kabul dan ibunya adalah seorang wanita cantik asal Perancis. Kehidupan
pernikahan Suleiman dan Nila berjalan sangat datar. (Bahkan aku sempat berdoa
semoga aku ga akan mengalami pernikahan seperti itu. Amin).
Kehidupan pernikahan Suleiman dan Nila sedikit berubah
ketika Pari datang dalam kehidupan mereka. Pari seperti bidadari kecil yang
mewarnai kehidupan muram mereka. Hari-hari setelah kedatangan Pari merupakan
hari-hari indah bahkan sangat indah sampai akhirnya Suleiman terkena stroke dan
itu membuat Nila memutuskan untuk pindah ke Paris dengan membawa Pari. Suleiman
sendiri akhirnya tinggal di Kabul dan diurus oleh Nabi. Alur-alur tak terduga
berikutnya membawa kita pada kenyataan tak terduga.Pas
aku baca halaman ini, aku yang langsung WHAT?!
Kepikiran bikin alur gini ya om Khaled ini. Keren! Ga nyangka.
Kehidupan yang dijalani Suleiman dan Nabi bahkan lebih
mengharukan. Bagaimana seorang Nabi yang ikhlas merawat Suleiman, bahkan
diceritakan selanjutnya hubungan mereka bukan lagi seperti majikan dan sopir
melainkan seperti sepasang sahabat. You
know what guys, I think you should read this novel by your self! Even I can’t
tell u the whole story to express the real meaning that Khaled want to deliver
to his readers. Ga ada cerita menjijikan kok di sini, tenang aja :) Sampai Suleiman
meninggal pun, mereka saling menyayangi dan Suleiman mewariskan semua
kekayaannya pada Nabi.
Cerita perang di sini yang paling aku ga suka, sebel,
ngebetein deh kenapa harus ada perang. Jadi ada perang sekitar tahun 1990
antara kelompok Ahmad Shah Massoud dan Guluddin Hekmatyar, Aliansi Utara,
Taliban dan Soviet. Ntah mau ngapain mereka, ga penting banget bagiku. I was born to hate war history thingy I
guess XD
Dengan adanya perang ini banyak korban berjatuhan,
rumah-rumah dan fasilitas umum hancur berantakan dan hal ini mengundang simpati
dunia sehingga banyak relawan yang datang dari berbagai negara untuk membantu
Kabul yang saat itu menjadi sebuah negara yang hancur berantakan. Salah satu relawan tersebut bernama Markos
Varvaris. Dia adalah seorang dokter ahli bedah asal Yunani. Kemudian diceritakan tentang kehidupan Markos dan bagaimana Markos bisa terlibat dalam kehidupan Pari.
Halaman berikutnya memasuki cerita tentang kehidupan Nila
dan Pari di Perancis. Nila menghidupi dirinya dan Pari sebagai seorang penyair.
Karya-karyanya bagus dan diakui banyak khalayak. Hubungan Nila dan Pari tidak bisa dikatakan berjalan mulus. Banyak sekali cerita menarik di bagian ini, Khaled begitu apik mengemasnya, menjadikan setiap kejadian yang dialami tokohnya seakan nyata dan membawa angan tersendiri bagi pembacanya.
Uhuk i won't tell u what happent next. Endingnya sih agak
blur ya, pembaca disuruh menerka sendiri endingnya
yang tepat gimana. Jujur agak kecewa sama endingnya,
tapi mengikuti dari awal alur ceritanya, aku takjub sama novel ini. Aku ga
nyangka kejadian-kejadian berikutnya yang terjadi dengan tokohnya. Khaled
menceritakan semua sejarah dari tiap tokoh. Semua tokohnya yang saling
berkaitan. I was speechless. Totally. And
The Mountains Echoed is just as cool as his previous novels.
Ah cape juga euy, tapi semoga kalian ga cape bacanya ya. Dan aku saranin
sekali lagi, lebih enakan baca sendiri novelnya. Banyak kejadian-kejadian yang
ga akan kita sangka di dalamnya. Sampai jumpa lagi di review novel-novel selanjutnya ya :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar